Cari Blog Ini

Tampilkan postingan dengan label curhat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label curhat. Tampilkan semua postingan

Selasa, 10 Desember 2013

1 SEMESTER, 5 NEGARA, 10 KOTA (The Beginning)

Siang itu adalah siang yang biasa di Darmaga. Panas menggelora. Saya masih dalam perjalanan menuju fakultas saat tiba tiba sebuah sms datang. Isinya singkat tapi cukup untuk membuat saya tidak bisa tidur semalaman.

"Hepi, 
disuruh menghadap bu Nunung segera. Soalnya kamu kepilih buat exchange program AIMS."

Ok. Rasanya siang itu jadi lebih panas dibanding sebelumnya. Panasnya membuat kepala saya pusing dan jantung saya berdegup kencang. Ada hal ganjil yang tiba tiba terjadi saat itu. Saya mengucapkan alhamdulillah dengan mata bertaut dan perasaan yang tidak karuan. Benar benar pribadi yang kurang syukur, bukan?

Saya memutuskan untuk tidak menemui bu Nunung hari itu. Bu Nunung adalah sekretaris Fakultas Pertanian yang mengurusi beberapa program akademik internasional. Sekitar 5 bulan lalu saya mendaftarkan diri untuk mengikuti program AIMS, Asean International Mobility for Student. Program ini memang jadi program favorit di fakultas saya karena kita dapat merasakan pengalaman kuliah di luar negeri, dibiayai DIKTI, dapat trasnfer sks pula. Terbatas di negara sekitar ASEAN tentu saja. Tapi saya sudah hampir lupa bahkan dengan program tersebut saking lamanya menunggu.

Dalam catatan target saya, semester 7 memang saya rencanakan untuk mengikuti program pertukaran. Karena itu, saya mencoba mencari informasi tentang berbagai program yang tersedia di IPB. Saya fokus mencari program dengan tujuan jepang, karena negara itu adalah 'hati' saya sejak kecil. Yang membahagiakan, sebagian besar kerjasama di IPB memang dengan universitas universitas Jepang. Gak sulit untuk cari program yang menarik dan bagus dari segi kegiatan dan pembiayaan.

Awal semester enam saya akhirnya mendaftar program HUSTEP, Hokkaido University Short Term Program. Masih kental diingatan saya perjuangan untuk mengumpulkan berkas persayaratan. Saya harus bulak balik ke 5 rumah sakit untuk medical check up, menyetrika kertas2 yang basah kehujanan dan tertidur di koridor menunggu dosen selama 3 jam. Benar benar bukan usaha yang mudah, tapi entah kenapa badan saya terus bergerak dan hati saya terus berbisik bahwa saya berjodoh dengan program ini. Saya lolos sampai tahap wawancara akhir dan dengan sabar menanti hasil seleksi dari Universitas Hokkaido.

Di awal semester enam itu juga saya akhirnya berjumpa dengan dua kawan saya yang baru pulang dari Malaysia. Keduanya mengikuti program AIMS selama satu semester disana. Saya melihat banyak aura segar dan perubahan positif yang datang dari mereka, saya yakin bahwa satu semester di Malaysia sangat menyenangkan. Tak lama setelah itu pemberitahuan dibukanya pendaftaran program AIMS tersebar di papan papan pengumuman fakultas. Saya tertarik untuk mencoba, terlebih lagi berkas persayaratannya hanya harus saya ambil dari kopi-an berkas untuk HUSTEP.

Saya benar benar tak menyangka bahwa pengumuman AIMS datang lebih dulu. Datang 3 bulan setelah saya mendaftar lebih tepatnya. Meskipun digantung oleh HUSTEP lebih lama, hati kecil saya mengatakan bahwa harapan itu masih ada. Tetapi saya harus memberikan jawaban segera. Saya harus membuat keputusan sesegera mungkin.

Pening di siang yang panas berlanjut kegalauan di malam yang dingin. Jawaban dalam hati datang dengan cepat;
"Ambil kesempatan yang sudah ada dalam genggaman, jangan mencari2 yang belum dimiliki"

Esoknya saya menemui bu Nunung dan mengurus beberapa hal yang harus disiapkan untuk DIKTI dan UPM. Saya benar-benar mengucapkan rasa syukur yang tulus saat itu.

Tapi ternyata badai datang seminggu setelahnya.

Saat itu lagi lagi siang hari yang sangat panas. Telepon dari nomor kantor mengganggu saya yang terkantuk kantuk di bengkel ARL.

"Assalamuaaikum... Halo...Ini dari ICO (International Collaboration Office) IPB, dengan saudari Nur Hepsanti Hasanah?"
"Iya, betul pak..."
"Mau menginformasikan bahwa kamu diterima di program HUSTEP dan beasiswa JASSO. Segera cek email ya dek... Ada pemberitahuan langsung dari keduanya..."

Lagi lagi saya mengernyit, dan mengucapkan alhamdulillah dengan perasaan yang lebih bercampur aduk. Bapak ICO di seberang sana meminta saya untuk segera mengurus beberapa hal di kantor, entah kenapa dengan cepat lidah saya menjawab;

"Bapak..., maaf kalau saya menolak mengikuti program bagaimana? Karena saya juga diterima di program AIMS dan saya sudah setuju untuk mengikuti program tersebut."

Jeda beberapa detik.

 "Nanti kamu coba balas email dari International Office Hokkaido dulu. Jelaskan saja dengan baik alasannya ya. Nanti tolong kabari lagi ke saya"

Malam itu saya berdiskusi singkat dengan orangtua. Orang tua menyetujui apapun keputusan yang saya ambil. Setelah saya pertimbangkan dengan matangpun, program AIMS memang lebih menunjang kompetensi saya di bidang lanskap, sementara HUSTEP lebih kepada pertukaran budaya. Tapi tetap saja sungguh berat mengetikkan kata demi kata penolakan program kepada Prof Takada. Rasanya seperti menolak hal yang paling tidak ingin ditolak.

Dalam kepala saya berputar memori saya sejak kelas 1 SMA. Mulai dari ikut seminar tentang beasiswa ke Jepang, datang ke expo expo ttg kuliah di jepang, les bahasa jepang, beli buku2 tips kuliah dan kerja di jepang, saya benar-benar terobsesi dengan negara ini!

Tapi... Allahu Akbar! Allahu Akbar!
Manusia hanya bisa berencana dan Allah jugalah yang menentukan takdir cantiknya... Rasa nyeri atas keputusan saya ini akhirnya membawa saya pada takdir lain dengan tantangan yang lebih besar.

Saya tidak akan menyesali apapun. Saya tidak akan mengeluhkan hal apapun.

Dan inilah sekarang saya di negeri jiran yang penuh tantangan. 
Program AIMS ini memang hanya satu semester saja. Tapi siapa yang tahu bahwa ianya akan membawa saya ke 5 negara.. 12 kota...?  



Senin, 19 September 2011

TENTANG PERJALANAN PANJANG DAKWAH INI…

 
Seulas senyum.

Itu yang secara spontan terukir saat beberapa teman bertanya tentang rohis di departemenku.

Sudah masuk departemen, ya? Tidak terasa bukan akh? Ukh? Kita kini berjuang dengan jalan dan cara kita masing-masiSeulas senyum.

Itu yang secara spontan terukir saat beberapa teman bertanya tentang rohis di departemenku.

Sudah masuk departemen, ya? Tidak terasa bukan akh? Ukh? Kita kini berjuang dengan jalan dan cara kita masing-masing, dengan karakteristik dan kondisi yang berbeda di tiap departemennya.

Bukankah TPB merupakan pengalaman dakwah yang sangat berarti untuk berjuang penuh sekuat tenaga menebarkan syiar islam di departemen, kini? Teringat sulitnya menahan teman-teman untuk tidak keluar ketika diadakan ta’lim kelas. Ataupun wajah cuek mereka ketika Al-Qur’an berkumandang sebelum kuliah.

Berat ya, akh? Ukh? Apalagi ketika ada oknum yang protes keras dengan pemisahan bangku perempuan-laki-laki.

“memangnya ini pesantren apa? Toh bersebelahan juga kita ga melakukan yang aneh aneh!”

Atau

“Ga enak kali sama yang nonis kalau baca Qur’an di kelas!”

“Males ah ikut ta’lim.. AMT-nya juga gitu2 aja.. “

Heum… wajah-wajah lelah kalian bermunculan kembali di otakku. Tetapi tahu, tidak? Setelah kalian bercerita, senyum secerah mentari dan semangat yang luar biasa kembali terpancar.

“Semangat ukh! Tetap semangatt!! Berarti ana yang yaumiahnya harus ditingkatkan lagi, ya ukh? Tak ada waktu untuk istirahat, ya ukh! Nanti kita bareng2 berkumpul di surga-Nya yang indah…”

Optimisme, yakin akan pertolongan Allah bagi orang-orang yang menolong agama-Nya.
Sungguh, aku jadi semakin mencintai kalian, saudaraku…

Dan kini, masuk ke gerbang yang LUAR BIASA  BARU!! Ilmu yang menunggu untuk kureguk sebanyak-banyaknya! Suasana dan orang-orang yang akan berjalan bergandengan meraih mimpi bersama, Dan ladang dakwah yang sedemikian luasnya…

Bismillah.. ini dimulai…

Awalnya banyak sekali yang kukhawatirkan. ARL… Arsitek? Para seniman? Hm.. melihat senior sih.. makhluk-makhluk langka semua… alias agak2 nyentrik gitu… heuu… apakah yang akan terjadi dengankuuh?? Haha, untung sudah punya gambaran di MPD… banggsa bisa bersama mereka yang semangatnya luar biasa… dan kurasa… heum… optimis untuk dakwah disini! ^^

Akhirnya… Rohis Arsitektur Lanskap-pun terbentuk dengan lancar, aman dan terkendali dengan inissiasi dair berbagai pihak. Aku ingat syuro pertama kami di hari ke-4 kuliah. Lumayan, kan?

Di salah satu acara ramadhan ARL, kami semua sebagai panitia memakai kerudung (yang putrid, lhoo… ) dan subahanallah… cantik sekalii merekaa… hwaa.. aku jadi membayangkan yang aneh2… (bayangin mereka pake jilbab lebar… hwaaa…)

Hari pertama setelah lebaran, kulihat sesuatu yang janggal… hem.. . apakah gerangan?? WAH!! Subahanallaah!! Ternyata ada yang mulai memakai kerudung permanenn… luar biasa bahagianya aku saat itu… :D aku langsung menghampirinya, memberinya selamat dan heboh gajelas… ia hanya tersipu-sipu malu. *haduu*

Pokoknya saat itu aku bahagiaaa sekali,…

Ternyata Allah memberi berbagai kebahagiaan lagi…

Hari jum’at, minggu ke3 kuliah, kami mulai menjalankan program HAJIKO. Padahal pemberitahuannya mendadak dan aku sendiri malah ga ngeh saat itu ada HAJIKO… begitu sampai kelas… huwaaa… sudah seperti ARL madani.. *mauu* dan antusiasme mereka sangat mengharukan. Para laki-laki sangat gagah memakai koko dan perempuannya cantikk sekali memakai jilbab… semua berdecak kagum dan saling berkomentar… *ini lebay banget ga yah, bahasanya? (-_-)*

Ohya, seorang putri ada yang bilang bahwa ia tak punya kerudung, dengan sigap, seorang akhwat ARL langsung membelikannya kerudung baru. Dan spontan sang putri speechless dan saaangat berterima kasih. Harganya?

Aku jadi ingat ketika wawancara MPKMB ada seseorang yang tak sengaja bilang, “sebenarnya aku mau pake kerudung lebar-lebar kaya mba hepi… tapi aku bingung, aku ga bisa pake kerudung dobel, dan kerudungku tipis-tipis…”

Besoknya dengan bahagia kubungkus kerudung tebal berwarna nila untuk orang tadi. Kutitipkan pada temannya dan aku ingin menangis ketika beliau memakainya.

Inilah dakwah… tak hanya pemikiran, raga, semangat... apapun akan kami berikan! Apapun akan kami persembahkan!

Sorenya, ketika buka fb, teman-teman ARL mengapresiasi rohis kelas atas program kami, dan BAYANGKAN!! Beberapa malah request program sms tausiyah, puasa senen-kamis bareng… huwa… subhanallahh.. subhanallah…

Lalu, kami-pun membuka kembali OR rohis… Alhamdulillah… beberapa orang bersedia bergabung… insya Allah pasukan dakwahnya bertambah banyak dan kuat..

Tadi siang, ada lagi hal yang membuatku merinding. Seorang temanku, yang selalu duduk bersebelahan di depan bersamaku…, beliau tidak berkerudung, tidak liqo, mungkin belum paham banyak tentang dakwah… tiba-tiba berkata sesudah kuliah.

“Hep.. kalau pengen masuk rohis.. FKRD… tapi belum berkerudung… boleh nggak?”

Kaget, terharu, BERSYUKUR!! Aku langsung memeluknya, air mataku kutahan dan kusemangati dengan berapi-api… aku lupa apa yang kuucapkan…  aku hanya tak menyangka… dan rasanya semua duri, langkah kaki yang terseok, keringat yang bercucuran, air mata yang menetes, wajah yang lelah… semuanya tidak ada apa-apanya!!

Sungguhh!!!

Nikmat! Inilah nikmatnya berdakwah…
Indah!! Inilah indahnya berdakwah…

Terima kasih karna aku ada dalam barisan ini… teguhkanlah hati ini senantiasa… semoga tak pernah bergeming dari cahaya-Mu… Ya Rabb…
---------interval----------------

Pada akhirnya, aku ingin mendengar kisah saudara-saudaraku di belahan lain… apa kabar akh? Ukh? Gimana syiar disana? Mantapkahh?? Semoga terinspirasi dan termotivasi… doakanlah kami agar bisa jadi lebih baik lagi….

Salam kader dakwah…

Selasa, 06 September 2011

HANYA KATA MAAF DARIMU

Idul Fitri yang sangat indah. Bersilaturahmi dengan keluarga dan sanak saudara, bertemu dengan orang-orang terkasih yang sudah lama tak bersua. Suasana yang dirindukan setiap tahun, dinanti dan didamba. Momen besar dimana maaf jadi udara dan memaafkan jadi hidung yang menghirupnya dengan lega.

Aku makhluk yang tak banyak bersosialisasi di lingkungan masyarakat sekitarku. Kuper simpelnya. Sangat kuper malah. Superduperextrakuper malah… (cukupp hepp)

Selama 4 tahun lebih tinggal di daerah pinggiran jalan di sebuah desa bernama janala, tak banyak yang kukenal. tak sering pula bertandang dan bersilaturahmi. Yahh… hanya dimomen inilah aku dan keluarga akhirnya berinteraksi dan mencoba menjadi bagian dari warga masyarakat yang baik. Sambil tersenyum ramah bersalaman, menanyakan kabar dan berkenalan. Burung-burung berkicau dan matahari bersinar cerah… Heaa… Saat-saat langka bak di dunia Teletubbies. Lalala….

Pada saat langka itu pula-lah kejadian yang merobek lukisan indah idul fitri tahun itu datang… tepat ketika aku dan keluargaku selesai bersilaturahmi di sebuah rumah bercat hijau, penghuninya seorang sepasang manula yang jaraknya tak jauh dari rumahku. Seorang ibu muda ditemani suami-nya beringsut mendekati rumah itu membawa bayinya yang berumur tak lebih dari 5 bulan. Tiba-tiba terdengar teriakan keras dari sang pemilik rumah. Atmosfer nya berganti menjadi sinetron Indonesia. “SIAPA KAMU?? NGAPAIN KAMU KESINI DASAR ORANG GILA!! PERGII KALIAANNN!! PERGI KALIANN!!” Sang ibu tua berteriak teriak seperti kerasukan begitu melihat 3 orang itu datang. Ibu muda terkejut dan berkata terbata-bata, tapi tak jelas terdengar (miic!! Dimana mic-nya??!!). Sang ibu tua terus berteriak-teriak mengundang orang-orang di sekitar datang, suaminya coba menenangkan tetapi ibu itu terus mengamuk. 3 orang yang baru datang itu mematung, tak bisa berkata apa-apa. Bayinya mulai menangis dan ibu muda terisak-isak sambil dituntun oleh beberapa warga untuk pergi meninggalkan rumah tersebut. Lagi-lagi tak jelas apa yang mereka ributkan, hanya berbagai omongan sana sini yang terdengar.

Meskipun kejadian itu cukup seru, aku dan keluarga kembali ke rumah. Terdiam. Masing-masing menerka apa yang sebenarnya terjadi. Dan.. jujur saja, mood idul fitri-ku sedikit rusak saat itu. Apalagi ketika pasangan muda itu lewat di depan rumahku. Wajah si ibu memerah, ia dan bayinya terus menerus menangis. Suaminya menuntunnya tanpa berkata apa-apa. Ulu hatiku sakit melihatnya. Ketika semua tersenyum dengan pakaian terbaiknya, ketika semua sama-sama berharap menjadi putih bersih dengan saling maaf-memaafkan. Ada pula yang sedang terisak pilu karena tak mendapatkan sambutan seperti yang diharapkan. Entahlah apa yang terjadi, mungkin ibu muda itu adalah anak sang pemilik rumah hijau yang sudah lama kabur dari rumah? Kawin lari tanpa kabar? Atau married by accident? Astagfirullah… otakku mulai kreatif berprasangka. kubiarkan hal-hal negatif mulai menyingkir dari kepalaku. Satu yang pasti. Apapun yang telah dilakukan sang ibu muda, ia pasti sudah menyakiti sang ibu tua. Sangat menyakiti malah. Superduperextra menyakitiii malah. (cukupp hepp). Tidakkah seharusnya ia segera meminta maaf begitu membuat kesalahan? Agar rasa sakit itu tak jadi seperti duri yang lukanya kecil tetapi bisa membusukkan hati karna sangat lama tidak diobati. Apakah begitu sulitnya meminta maaf?

Ah, aku jadi teringat ketika pertengkaran-pertengkaran kecil terjadi antara aku dan adik-adikku. Sebagai seorang kakak, sudah menjadi kewajiban mutlak untuk mengalah (atau mengaku kalah?) dan meminta maaf. Rasanyaa suliiiittt sekali. Kubuat suaraku semikro mungkin dengan tampang ogah-ogahan. Ketika kupikirkan sekarang, lucu juga… apa susahnya sih minta maaf. Imbasnya berbaikan, kan? Bukankah itu bagus? Lalu terpikir hal lain… Harga diri? Ya… mungkin hal itu yang jadi salah satu kendala. Rasa malu karna bersalah bercampur dengan ego dari harga diri. Makanya meminta maaf jadi salah satu kegiatan yang paliing sulit untuk manusia lakukan. Prasangka akan ini dan itu, kemarahan yang belum mereda…. Bukankah begitu? Bahkan squidward-pun memasukkan kepalanya dalam gentong saat ingin meninta maaf pada spongebob, sampai pipi dan mukanya merah padam-membiru karna sulitnya mengeluarkan kata tersebut. Kata yang sederhana tapi amat sakral.

Bicara tentang sulitnya meminta maaf, tidakkah memberi maaf-pun adalah hal yang cukup sulit? Ketika jadi oknum yang tersakiti, pihak yang terluka dan dikhianati… bukankah terkadang kata maaf terlalu sepele untuk menawarkanya? Nah… ironi dalam kejadian tadi…, ketika ada niatan dari sang ibu muda untuk meminta maaf, kenapa sang ibu tua tidak coba berlapang dada dan memberikan maaf dengan tulus? Sudah tiada lagikah kesempatan? Terlalu sakit dan perihkah untuk memaafkan?

Pernah ketika ada yang benar-benar membuatku marah, seseorang berkata “Maafin aja, hep… toh Allah yang menciptakan kita saja mau memberi ampun atas segala kesalahan dan dosa kita yang tak terhitung jumlahnya. Kenapa sesama manusia yang alfa tak bisa memaafkan satu sama lain?” Ya, benar… tepatt sekali… sebesar apapun kesalahan seseorang terhadap kita, bukankah kita juga orang yang selalu melakukan salah? Bukankah kita juga insan yang slalu lupa dan alfa? jangan ragu memaafkan. Ketika ada salah, bahkan tanpa maaf pun, betapa mulianya jika kita mau terlebih dahulu memaafkan. Agar segalanya tak lagi jadi sesak yang menghimpit jiwa,membekukan hati. Lapangkan dada dan beranikan diri untuk memaafkan. Sesuliit apapun!

Ketika partner dalam organisasi ga sadar menyakiti, aku sering diam dan mendiamkan orang tersebut. Ga sadar juga aku marahh?? Kurang ajaarr!! Kujuteki dia, kuacuhkan dalam setiap kondisi. Ya ampuuun… ga minta maaf juga…. Aku ingin nangis… tapi aku juga lelah… akhirnya dengan lunglai kuhampiri…
“tahu, ga aku marah?”
“eh… i..iya… ga.. ehm… gimana, ya? Aku bingung, kamunya diem terus…”
“Ya minta maaf, dong!!”
“eh..eh,m…”
“Minta maaf supaya aku ga marah lagi! Capek tau! Peka dong jadi orang!!”
“iyaa.. maaf, maafin aku…. Aku minta maaf…”

Jess…. Serasa ada lautan yang membasahi hati. The ocean heaves up to my heart kata Rie Fu. Subhanallah, kata-kata itulah yang mampu menyelamatkan orang dari keputusasaan, memberikan hujan setelah kemarau gersang… Tak hanya di hari yang fitri… alangkah baiknya jika kita tak lagi berat meminta maaf dan memberi maaf. Kapanpun, dimanapun dan kepada siapapun… ;)

menulis/menggambar?

Ketika layar komputerku sepenuhnya kosong, ataupun hanya garis garis hitam kaku yang menghiasi kertas tulisku, aku biasanya mulai memejamkan mata dan membayangkan sesuatu yang seharusnya kutulis. Semua ide dan gagasanku, semua impian dan harapanku, semuanya yang harusnya kutumpah ruahkan pada dua media itu.

Tapi… eh, lihat, tangan ini mulai mencengkram sang pulpen dengan erat, dan bagian yang lain menggenggam mouse dengan mantap. Aku mulai membuat lengkungan-lengkungan yang hiasi layar dan lembaran kertasku. Hurufkah?? Aku tercenung. Terlalu besar dan luas kurasa. Lalu apa? Ohh… aku menghela nafas dan mengatupkan bibirku. Mengerjapkan mata berkali-kali sambil tertunduk agak lemas.

Menggambar lagi? Menggambar?? Oh!! Untuk apa? Manusia tidak akan jadi pintar dan menggoreskan namanya dalam sejarah dan pemikiran hanya karena gambar aneh dan tidak jelas yang dibuat acak, itu bung! Bangun dan peras otakmu! Biarkan ia bekerja! Biarkan sel-selnya berdetak keras dan mencairkan beberapa bagian dalam lobus. Ya! Biarkan itu terjadi! Aku mau menulis!! Bukannya menggambar!!

Kubiarkan tanganku berhenti bekerja. Dan interval itu terjadi lagi. Lamaa sekali.

Selasa, 17 Agustus 2010

FASE PERTAMA BERLALU SUDAH......

DADAH MATRIKULASII...


UAS SELESAAAIIII~~!!!!! Huhah huhah!!! Tak ada lagi diktat diktat yang memporakporandakan meja belajarku.. tak ada lagi cacing cacing kremi kalkulus yang mengganggu lelapnya tidurku.. ALHAMDULILLAh~!!!maka satu fase di IPB pun selesai.. rasanya benar2 baru kemarin menginjakkan kaki di institut ini... baru kemarin kukomentari gedungnya yang megah..., susasananya yang sejuk (hah?), dan WC-nya yang Cuma sedikit. Hm... tak terasa 1 bulan setengah berlalu sudah... T_T

Dikirain matrikulasi itu bakal kaya gimana... rasanya kaya apa... dengan deg-deg plas dan harap harap cemas aku menunggu tibanya saat itu.. ehhh.... tak tahunya sudah melewati jalan itu.. hm.. tak terasa..

Cerita UTS ah... UTS aku bener2 ambisius... bener2 perfeksionis dan sok ideal pengen dapet A gendut.. yaahhh... soalnya aku ngerasanya bisa ngerjain.. taunya banyak banget kecerobohan dan kesepelean yang kubikin.. ergh.. kesalnyeu sayeu... akhirnya nyampe di angka 72. B!! Yah.. lumayan... meskipun itu yang kurasakan saat ini, hm.. kemarin2 pas dapet nilai segitu aku nangis jer-jeran ga berhenti. Aku ngerasa jadi orang yang gagal. Aku ngerasa bner2 tak berdaya.. huhu.. T_T padahal.. BIASA AJA kali Hep!! Don’t be lebay! Nilai segitu udah amatt sangatt lumayan banget tauu! Saat itu setelah dicepcep sama ortu dan temenku, akhirnya aku bisa menerima apa yang terjadi.. huhu...

UAS? Hah.. UAS aku malah berasa lega banget.. meskipun pas dibahas bareng temen aku buanyaakkkk banget yang slah... T_T tapi aku tahu bahwa ada hal yang penting dari itu.. nilai itu cuma sepersekian persen dari indikator kesuksesan. Bukan berarti orang kaya raya itu sukses.. bukan berarti orang yang punya paskibraka nilai A di rapotnya adalah orang yang berhasil.. jauh lebih dari pada itu, kesuksesan dinilai dari seberapa jauh kita mampu memaksimalkan perjuangan kita, mengerahkan energi yang kita punya, berjuang, berusaha, berikhtiar sampai limit yang yang tertinggi... (nangiss deh sayaahhh)... dan satu lagi yang patut di garis bawahi. Di institut ini, SAYA MENCARI ILMU!! Bukan mencari nilai yang hanya bisa akan dilihat oleh manusia, ya!! Manusia hanya bisa melihat HASIL. Sementara yang kita niatkan dalam hati, yang kita azzamkan dalam diri haruslah melakukan sesuatu berorientasi karna Allah SWT, sang khalik yang telah memberi bertriliun kenikmatan dan kesempatan untuk kita. Insya Allah, Allah akan menilai perjuangan yang telah kita lakukan.
Jadi inget novel NEGERI 5 MENARA yang menjabarkan tentang keikhlasan dan perjuangan. Ikhlas atas apapun hasilnya...Tapi bukan berarti kita ngerasa.. “ yeaa.. udah segini, aye udah berjuang setengah hidup.. kalau segini hasilnya ya apa boleh buat” boleh sih nerima dengan ikhlas bin pasrah begitu... tapi!! Hal itu harus jaid pecut supaya di lain kesempatan, kita bisa mendapatkan hasil yang lebiiih maksimal. ^^ Ajtahidu fauqa mustawal akhar!! Berjuang di atas rata2 orang lain.

Tapi tak bisa dipungkiri, diingkari dan dibantah bahwa jauh di dalam lubuk hati saya yang amat sangatt dalam... saya sangat berharapppppp....... dapat A
Karena itu kawan-kawanku... doanya ditunggu slalu ya... ^^

btw, maaf postingnya telat.. huhu.. T_T