Cari Blog Ini

Sabtu, 10 Desember 2011

“HEP, KAMU GA NULIS LAGI?”


Beberapa orang sempat melontarkan pertanyaan ini, pun dengan diri saya sendiri.
Iya ya, kenapa sekarang2 jarang sekali membuka program ber logo biru yang ada di pin bar? Padahal hanyal tinggal 1 kali klik dan kita bisa memainkan 10 jemari di atas keyboard sesukanya. Sambil tersenyum dan berfikir tentang banyaak hal yang ingin diungkapkan.

Simpel, ya? Ya, menulis itu memang sarana refreshing yang paling ampuh. Kita bisa menumpahkan ide, gagasan, kepenatan, cerita, kesan, kenangan, yang berputar dalam otak kita dan membiarkannya terangkai dalam frase-kalimat-paragraf-tulisan. Adakah orientasi lain selain itu? Banyak! Tentu saja. Tapi bagi saya sendiri, menulis adalah refleksi diri kita. Ketika ke depannya bisa bermanfaat bagi diri sendiri, bahkan orang lain, maka itu sebuah nikmat yang tiada duanya.

Balik lagi: jarang nulis. Kenapa?

Mungkin alasan yang terlontar pada akhirnya akan jadi amatt sangatt konyol. Kalau kata pak Arif Munandar: Ini cirri-ciri orang Sakit Jiwa. WHY?

1.       IT WON’T COME UP FROM MY MIND!!
Saya ingin menulis A. yang keluar malah B. ketika saya coba melanjutkan B yang teranngkai C. si C ini karna tidak punya konsep yang jelas malah muter muter membentuk D, E, F, G…. dst.
Geez, ternyata suatu tulisan yang gagasannya tersusun sempurna di otak saya tidak secara otomatis bisa keluar dalam tulisan sesuai yang diharapkan. Padahal kerja otak berikatan erat dengan kerja bagian tubuh yang lain (baca: otak à jari). Tapi kok bisa hasilnya beda? Ahh… bodo ah.. nyebelinn bangett… *close*

2.       GA SELESAI-SELESAAII….
Saya selalu punya inspirasi baru untuk menulis.
Selalu!
Satu hari ada saja 5 sampai 7 ide dan yang ingin saya share dalam bentuk tulisan. Mulai dari liat  pot tanaman yang mengalami disorientasi fungsi, materi mata kuliah yang menarik, kejadian konyol di kelas, sampai kebijakan-kebijakan pemerintah yang ingin saya kritisi. Ditambah lagi, sebulan yang lalu saya mulai rutin membeli (dan membaca) Koran. Berbagai fenomena yang ada disana selalu memicu munculnya ide-ide baru dan dorongan untuk membuat jari menari waltz di keyboard.
TAPI!!
 Pada akhirnya saya hanya bisa menghasilkan judul dan 1 buntut paragraf. Karna kemudian saya terpikir hal lain –ide baru- yang sama sekali g berhubungan dengan tulisan saya yang awal. Hoho. Dan saya-pun akan bersegera memencet: New Blank Document.
Hepi.. hepi… *geleng2 pala*

3.       SOK IDEALIS
Setiap orang ingin membuat karya yang terbaik. Karya yang dapat bermanfaat bagi orang lain dan bagi dirinya sendiri. Karya yang bisa berkontribusi dalam fase sejarah. Karya yang bermanfaat dalam akselerasi pergerakan. Karya yang bisa memberi arti bagi peradaban. (oke, udah cukup lebay hepp). Intinya, bagi orang-orang yang sok idealis kaya saya, ingin sekali setiap karya yang saya hasilkan berkualitas. Baik berupa karya visual ataupun tulisan. Makanya kalau ada dudel dudel dan gambar ece ece yang gajelas saya akan berusaha menyembunyikannya dari publik. Begitupun tulisan. Sebenarnya saya ingin terus menulis. Tapi kok kalau jari jemari yang lentik ini sudah merangkai beberapa kata, lalu saya baca sekilas…….
Kok jelek amat, ya?
Dan akhirnya saya arahkan kursor ke kotak merah diujung kanan layar. DONE. Hohoho

4.       WAH, GAK ADA WAKTU NIHH…
Nahh, ini yang paling konyool sebenernya. Udah tau kalau mau jadi orang-orang hebat yang bisa menghasilkan karya-karya besar, harus bisa memanage waktunya dengan baik. Artinya, harus ada pengorbanan untuk hasil yang setimpal. Kurangi waktu tidur dan malas2an!! Isi dengan hal2 yang jauuh lebihh bermanfaat. Ini yang tidak saya lakukan. Menulis bukan sarana untuk refreshing tetapi jadi tugas tertentu yang dibikin beban berat. Ada tuntutan tersendiri karna motif-motif aneh yang saya buat sehingga harus ada waktu khusus dengan interval yang cukup panjang untuk menghasilkan sebuah tulisan. NGGAK BISA ENGGAK. Padahal seorang penyair besar saja hanya butuh waktu 5 menit di tiap bangun tidurnya untuk berlatih menulis. Geez…

Konyol ya? Ketawa dong… saya aja ketawa menyadari bahwa paradigm seperti ini pernah melekat di otak saya. PERNAH? Ya, insya Allah sekarang sudah saya ganti dengan pola pikir yang lebih baik.toh, setiap manusia butuh proses untuk membuat karya yang baik. Ga bisa ujug2 tulisan kita jadi bagus tanpa latihan yang intensif. Kok bisa-bisanya mentang-mentang sudah punya gagasan yang  bagus bisa keluar jadi tulisan yang bagus juga? ;) iya gak? Iya,gak? :D
Daan… hal-hal tadi mugkin Cuma sekelumit masalah yang kerap dihadapi oleh para penulis. Mungkinn problematika para penulis besar jauuh lebih kompleks dibanding saya. Tetapi disadari atau tidak. Itulah asyiknya. Sampai pada akhirnya, menulis bukan lagi hobi, layaknya udara yang sudah jadi kebutuhan hidup!! ^^
Semangat berkarya!!
Betewe, ada yang pernah mengalami hal-hal diatas? ;)